- E-KTP Akan Bisa Dicetak Di Dua Tempat, Singkarak dan Lembah Gumanti.
- Pemkab Kepulauan Mentawai Belajar Penurunan Stunting Ke Pemerintah Kabupaten Solok
- Bupati Epyardi Asda Hadiri Yudisium Dan Pengukuhan Guru Penggerak Kabupaten Solok.
- Dukung Pengembangan Koperasi : Bupati Epyardi Asda Hadiri RAT KPRI Kogussel Kecamatan Kubung.
- Kabupaten Solok Terbaik Pelayan Publik, Bupati Epyardi Asda Terima Penghargaan dari Ombuds RI.
- Pemkab Solok Ikuti Rakor Inspektur Daerah Seluruh Indonesia Secara Virtual
- Bupati Solok Tandatangani MoU Kerjasama Bersama Pemerintah Sijunjung.
- Bupati Epyardi Asda Hadiri Pelantikan Anggota Panitia Pemungutan Suara (PPS) SE-Kabupaten Solok.
- Pemkab Solok Tandatangani Kerjasama Penerapan Aplikasi “Ayo Cating” Bersama Pemkot Padang.
- Bupati Solok Resmikan Masjid Darul Jamil Jorong Subarang
Pemkab Solok Gelar Kampanye Percepatan Penurunan Stunting Tahun 2022.

(Arosuka)-Kominfo. Pemerintah Kabupaten Solok melalui Dinas Kominfo Kabupaten Solok, laksanakan Kampanye percepatan penurunan Stunting tahun 2022, bertempat di Gedung Solok Nan Indah Arosuka, pada Rabu, (7/12/2022).
Baca Lainnya :
- Bupati Solok Lakukan Pengukuhan Pengurus KAN Tahun 2022 Nagari Kuncia Kecamatan X Diatas 0
- Ketua TP-PKK Kabupaten Solok Lounching Pos Gizi Bebas Stunting Nagari Batu Banyak. 0
- Bupati Solok Serahkan Kendaraan Operasional Bagi 8 Camat di Kabupaten Solok0
- Rapat Evaluasi Pengendalian Pembangunan Di kabupaten Solok0
- Epyardi Asda, kembali menyambut kedatangan perwakilan Aqua di Ruang Kerja Bupati Solok Arosuka. 0
Acara
yang dibuka oleh PLH Sekda Kabupaten Solok yang juga adalah Asisten I, Syharial
tersebut juga dihadiri Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Solok, Zulhendri,
Sekretaris TP PKK, Retni Humaira, Kepala Dinas Kominfo, Teta Midra, dan Kepala
DPPKB&P3A, Maryeti Marwazi. Narasumber utama pada acara tersebut adalah
Staf Pengajar Fakultas Kedokteran Universitas Andalas sebagai Narasumber, Dr.
dr Satya Wydya Yenny SpKK (K) FINSDV FAADV.
Kepala
Dinas Kominfo Kabupaten Solok, Teta Midra mengatakan, penurunan kasus stunting
sudah menjadi perhatian serius pemerintah pusat. Hal tersebut sering dengan
lahirnya Peraturan Presiden No. 72 Tahun 2021 tentang Percepatan Penurunan
Stunting.
“Pemerintah
Kabupaten Solok juga menerbitkan Keputusan Bupati Solok Nomor : 050-090-2022
tentang Pembentukan Tim Percepatan Penurunan Stunting di Kabupaten Solok. Dua
hal ini menjadi dasar dalam penguatan intervensi, pendanaan hingga evaluasi
dalam percepatan penurunan stunting di Kabupaten Solok,” terang Teta.
Sementara
itu, Bupati Solok melalui Asisten I, Syahrial menyebutkan, saat ini pusat dan
daerah dihadapkan oada persoalan kasus stunting pada balita. Jika tidak
ditanggulangi dengan segera, maka mengancam kualitas SDM generasi penerus di
masa mendatang.
Berdasarkan
data Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) bulan Oktober tahun 2021, angka
Prevalensi Stunting Kabupaten Solok adalah 40,12%. Kemudian, pada Agustus 2022
setelah dilakukan Penimbangan massal terhadap 95% Balita di Kabupaten Solok
didapatkan angka Prevalensi Stunting sebesar 15,12%.
“Dari
angka tersebut, ada hasil dari upaya yang telah kita lakukan yakni terjadinya
penurunan angka Stunting di Kabupaten Solok. Namun pekerjaan kita belum
selesai, target kita sangat jelas, kita ingin menurunkan prevalensi stunting
hingga 14 persen pada tahun 2024,” sebut Syahrial.
Ia
menegaskan, percepatan penurunan stunting memerlukan komitmen yang kuat dari
semua pihak terkait. Kolaborasi kerja berbagai pihak menjadi kunci untuk
memastikan konvergensi antar program hingga ke tingkat Nagari untuk menurunkan
stunting.
“Upaya
penurunan stunting membutuhkan keterlibatan semua pihak, termasuk pemerintah
Kecamatan dan Nagari, akademisi, media, swasta, lembaga swadaya masyarakat, dan
mitra pembangunan. Semua elemen harus solid dan seirama dalam menyelamatkan
masa depan anak-anak Kabupaten Solok dari stunting,” tutupnya.
Dalam
kampanye penurunan stunting tersebut, pemerintah Kabupaten Solok juga
menggandeng akademisi dari Universitas Andalas, Dr. Sadya Wydya Yenni.
Sementara
itu Narasumber, Satya Wydya Yenny dalam paparannya menguraikan tentang
pengertian Stunting, ” Stunting itu merupakan situasi gagal tumbuh akibat
Kekurangan gizi Kronis terutama 1000 hari pertama kehidupan.”
Selain
itu dia juga menguraikan tentang pentingnya penanganan yang pada masa 1000 hari
pertama kehidupan.
Menurut
Wydya Yenny, pada periode ini adalah fase pendukung proses pertumbuhan anak
dengan sempurna. Kekurangan gizi pada periode emas tidak dapat perbaiki di masa
kehidupan selanjutnya.
Masih
menurut Wydya Yenny lagi dimulai dari fase kehamilan, kemudian fase 180 hari
masa 6 bulan pertama, pada masa ini fase ini jika gizi nya tidak cukup maka
akan terjadi perlambatan dalam pertumbuhan, hal itu akan membuat penurunan
kecerdasan pada anak.
Selain
itu Wydya Yeny juga menjelaskan dampak stunting, yaitu akan membuat IQ sang
anak rendah, ini akan membuat kekebalan tubuh lemah dan berisiko terkena
penyakit.
Perhatian
harus lebih serius terhadap siklus stunting mulai dari proses menjadi ibu, dari
mentalitas, gizi. Jika persiapan menjadi seorang ibu itu matang, maka ia juga
siap menghasilkan generasi yang cemerlang. Penyebab stunting adalah kurang gizi
(Malnutrisi), kedua pola asuh terutama praktek pemberian makanan, yaitu
memenuhi gizi saat hamil dan stimulasi bagi janin, dan melakukan ANC 4kali
selama kehamilan, yang selanjutnya adalah sanitasi kebersihan, Pola makan. (
Admin)
